Beranda | Artikel
Surat Menyurat Antara Laki-Laki Dengan Perempuan
Jumat, 22 Juni 2007

SURAT MENYURAT ANTARA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN

Pertanyaan
Banyak pemuda berkirim surat kepada lawan jenis. Di dalam suratnya, mereka banyak menulis ucapan-ucapan yang tidak perlu disebutkan disini. Fenomena ini hampir merata di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami mengharap Syaikh berkenan menulis sebuah artikel berisi solusi permasalahan ini yang didukung dengan dalil.

Jawab:
Di antara maksud dan tujuan dharûri dalam syariat Islam ialah menjaga garis keturunan dan menjaga kehormatan. Untuk tujuan ini, Allah Azza wa Jalla mengharamkan perbuatan zina dan menetapkan hukuman berupa jilid (dipukul dengan rotan) atau rajam (hukuman mati bagi si pezina yang sudah pernah menikah secara sah dengan cara dilempar batu, Red.).

Allah Azza wa Jalla juga mengharamkan sarana atau celah-celah yang bisa mengantarkan ke arah perbuatan itu, seperti khalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan mahramnya, pandangan menggoda, seorang wanita melakukan safar tanpa ditemani mahram, seroang wanita keluar rumah dengan parfum menyengat, bersolek, telanjang (mengenakan pakaian tipis dan ketat, Red.) untuk menarik perhatian dan memikat para pemuda, merusak agama mereka; termasuk dalam larangan ini, ialah rayuan seorang lelaki kepada seorang wanita, sikap pura-pura malu seorang wanita dengan maksud menggoda, membangkitkan nafsu pemuda agar terjebak dalam jeratnya, baik ketika bertemu di jalan atau ketika berbicara melalui telpon atau melalui surat-menyurat atau yang lainnya.

Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla mengharamkan kepada para istri Nabi – padahal mereka adalah wanita suci – untuk bersolek atau berdandan ala jahiliyah, melemah-lembutkan suaranya sehingga orang yang memiliki penyakit dalam hatinya memiliki keinginan buruk, dan Allah Azza wa Jalla memerintahkan para wanita itu untuk mengucapkan perkataan yang ma’ruf.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا ﴿٣٢﴾ وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. [al-Ahzâb/33:32-33].

Sehingga wajib bagi para pemuda muslim untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla , menjaga kehormatan, menundukkan pandangan, menjaga lisan dan pena mereka dari perkataan keji dan jorok, (menjaga lisan dan pena dari, Red.) bergurau dan menggoda para pemudi. Begitu juga, para pemudi wajib menjaga kesucian diri mereka, tidak keluar rumah dengan dandanan menyolok, pakaian tipis lagi ketat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat, yaitu kaum lelaki yang membawa pecut seperti ekor kerbau yang dipergunakan untuk memukuli manusia; dan juga kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang (karena pakaian mereka tipis transparan atau terbuka, Red.), berjalan dengan lenggak-lenggok, di atas kepala mereka seperti punuk unta. Para wanita ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan aroma surga. Sesungguhnya aroma surga itu sudah tercium dari jarak perjalanan sekian lama. [HR Imam Muslim dalam kitab shahihnya dan Imam Ahmad dalam al-Musnad].

Jika para pemuda dan pemudi taat kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, meninggalkan perbuatan hina, menjauhi tempat-tempat yang penuh fitnah dan meragukan, maka tentu lebih baik dan lebih bagus bagi hati mereka, akan mengangkat derajat mereka, juga lebih bisa menjaga masyarakat mereka.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد و آله وصحبه وسلم

Al-Lajnatud-Dâ`imah lil-Buhûtsil-‘Ilmiyyah wal-Iftâ`
Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Bâz,
Wakil: Syaikh ‘Abdurrazâq ‘Afîfi,
Anggota: Syaikh ‘Abdullah bin Ghadyân

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2152-surat-menyurat-antara-laki-laki-dengan-perempuan.html